w

daydreamer

Home Archive for 2014
I dont know what to do for life,
Until i know the word 'laugh'

Because

Mengeluh is ruining your life
Laughing is running your vibe


HAHAHA
Lanjutan dari postingan sebelumnya. ini 15 Hari lanjutannya.

Day16

Tak mengapa kau beralas jerami dan berselimut bintang
Tapi kau menggenggam khasanah hutan pengetahuan
Kau pun percaya kecintaan pada cacing sekalipun
Kalau api ingin merenggut kesejukan berkas cahaya di wajahmu,
Siramilah dengan lautan akalmu, lalu maju mengepal
Membunuh sang penyala sumbu
Meski duri bibir kadang menggores
Ia takkan mampu menggurat otakmu

"Nikmatilah idealismemu selagi menjadi mahasiswa"


Day17

Up and down
Like a clown
Sometimes happy, sometimes moan
i think i need a breaking dawn


Day18

Pada suatu hari yang haru
Semua orang akan melanggar aturan
Asap penyesalan pun mengepul
Menuju muara kesia-siaan
Lalu menguap dan mengumpulkan angin
Meniupkan debu kitab kejadian
Menarik ulur takdir
Hingga harapan meletus
Menghembuskan asap penderitaan
Seperti hujan yang tak pernah habis
Dibalik matahari sang pelaksana titah


Day19

Di kepalaku penuh tangan berkepal-kepal
Ingin melawan tapi duduk tertawan
Lalu kutuangkan dalam cawan keabadian ruang
Adalah tulisan yang takkan mati di remuk massa.


Day20

Kata pepatah, kau bodoh bila jatuh dilubang yang sama
Mungkin lubang sudah kenal baik denganku
Tapak tanganku berbekas hampir disetiap senti tepinya
Sudah terlalu sering dia marah karena banjir
Airmataku memang selalu meluap tak tahu malu

Tapi dia tak pernah tahu isi hatiku
Tak pernah pula ia tanyakan mengapa aku sering berkunjung
Kuberitahu kau satu hal yang tak pernah kukatakan padanya
Aku sebenarnya sedang menunggu seseorang
Suatu hari lumpur akan mempertemukan kami di lubang yang sama
Entah karena ia tergelincir atau tersesat

Kala itu tiba, hujan akan membuat kami terapung ke atas lagi.


Day 21

Pernah kita berjumpa di persimpangan
Lalu main serampangan
Tak peduli aturan, timpang
Seperti sampan tak berdayung
Selalu begitu, saling sayang
Meski banyak yang rumpang

Hari ini kita berjalan terpisah, saling rampang
Tapi saling menatap, saling mencari tempat bertopang
Saling mengusik cinta yang tak pernah rampung


Day 22

Rabu malam yang dingin
Kita berangan mencari jalan
Saya membayangkan ibumu memakiku di telepon
Semoga di akhir minggu nanti kita tetap mencari kenangan
Lagipula aku sudah terbiasa di janji masa depan



Day 23

Menontonlah,
Selama matamu masih terikat neuron
Selama masih ada ketololan serangan serotonin
Sampi organ-organmu memiliki tuna-

#haritelevisi



Day 24

Love is like confetti
it BOOMS
Then you will fly and find some peace
Maybe someday you'll fall to the ground but you know what happiness is.



Day 25

Sejenak aku lupa
Entah apa yang kukejar dalam hidup
Ketika tujuan akhir sepanjang kehidupan manusia telah ku genggam,
Kebahagiaan



Day 26

Aku percaya pada bayangan
Tentu saja aku juga rela jadi bayang-bayangmu
Tahukah kau bahwa bayangan yang membuat segalanya tetap hidup
Semua pelukis  matahari pasti pasti mengerti.



Day 27

Masuli tu kamanarangan tapi ya tu penawa bisa umpobua'i mendadi taek na ke angga'
Tae na di pekutanan umba pada yu kapuanna ke penwanna tau ke na angga' i ndai; ki' apa buda batuananna.



Day 28

Mungkin ampas kopi tak hanya sekedar sisa
Ia memendam kejenuhan air dan bubuk

Selalu tiba saatnya membuang jenuh dan luka-luka
Lalu menyeduh lagi cinta yang harum dan nikmat

Buanglah, sebelum kau tak bisa lagi merasakan kecupan bibir



Day 29

Pernah ku katakan di awal cerita, jatuh pcinta pada buku itu jatuh cinta terkejam
Jatuh cinta pada tokoh yang hidup dalam buku lalu menyeberang ke imajinasimu
Hingga di akhir bab kau masih bertanya-tanya
Berharap kau masih bisa mebalik-balikkan halamannya setelah menutup sampul belakang

Daripada jatuh cinta pada buku, lebih baik kau mulai jatuh cinta pada pustakawan lucu
Seperti aku, misalnya.
Menghidupkan imajinasi lewat bibirnya yang bercerita
Tanpa perlu kau balik halaman, cukup selesaikan dengan kecupan



Day 30

Disore yang redup
Kita berjumpa di lapangan sekolah yang terik
Ada bias gemuruh dada yang meletup
Kali itu, gaya gravitasi sangat tak menarik

Sudah lama kita saling curi pandang
Aku telah menunggu kau menyambangiku
Kesabaranku tak lagi terbendung
Kini di hadapanku kau hanya diam tertunduk malu

Tiba-tiba saja kau melenggang pergi
Setelah ku genggam kertas yang terkoyak di tanganmu
Di gerbang sekolah, teman-temanku bersorak ramai
Kata mereka, itu surat cinta

Kalian, burung di udara, terbang ke rumah kami, sampaikan pada adik, ibu, dan perawan berkulit putih bahwa kami semua gugur dalam ghazavat. Katakan pada mereka, tubuh kami tidak akan tergeletak di dalam kuburan, tetapi serigala yang kelaparan akan memakan dan mengunyah tulang kami, dan burung gagak hitam akan mematuki mata kami. (Lagu bangsa Chechnya)

Tersebutlah Haji Murad, pejuang bangsa Chechnya yang di elu-elukan sepanjang masa. Leo Tolstoy, sastrawan Rusia mengabadikannya dalam sebuah novel. Semasa penugasan Tolstoy di Perang Kaukasus, dia mendengar kesohoran Murad dan mencari kisah-kisah tentangnya.  Bahkan Tolstoy yang seorang anarkis Kristen pun tergugah menuliskan pejuang muslim yang terkenal gigih ini. Haji Murad dipandang sebagai pahlawan yang memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan bangsa Chechnya.

Haji Murad sempat membelot ke Rusia, namun hal itu dikarenakan Shamil, pemimpin Chechnya, menahan keluarga dan mengancam Murad. Dalam beberapa adegan di novel, sang pahlawan bahkan di bangga-banggakan oleh lawannya sendiri. Namun hal itu tidak menghapus kesucian nama Hadji Murad, maka dibangunlah monumen atas namanya di kota Shaki Zhaqatal, Rusia.

Lain lagi dengan pahlawan yang kebesarannya tak di ragukan di dunia Islam, seperti  Husain bin Ali. Pahlawan yang dikenang karena memperjuangkan agamanya melawan Yazid bin Muawiyah. Husain, cucu Nabi Muhammad, memberontak karena merasa bahwa agamanya tidak lagi dijalankan semestinya. Dalam kehausan ia berperang melawan pasukan dari Kota Kufah dan syahid di tanah Karbala disaksikan keluarganya. Hingga kini, kematiannya selalu diperingati sebagai hari berduka setiap tahunnya, tepat tanggal 10 Muharram atau 2 November 2014 lalu.

Di Indonesia pun banyak pahlawan tak kalah gigihnya memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Sebut saja Pangeran Diponegoro, raja Mataram di Jogjakarta, berperang melawan Belanda sekita tahun 1800-an. Beliau sempat di asingkan di Benteng Rotterdam Makassar hingga akhir hayat. Sosoknya diabadikan di mata uang kertas Indonesia dan naskah klasik tentang hidupnya di beri penghargaan sebagai Warisan Ingatan Dunia.

Ada pula Sultan Hasanuddin, Raja Gowa ke-16, yang melawan kolonial Belanda ( VOC) sejak tahun 1660. Belanda kemudian menang dan menguasai Benteng Somba Opu, pertahanan terakhir kerajaan Gowa. Hingga akhirnya Sultan Hasanuddin wafat pada tanggal 12 Juni 1670.
***

Mao Ze Dong, seorang filsuf dan pahlawan pendiri negara Tiongkok, sempat berkata,”kalian datang mengambil pelajaran pada kami, padahal revolusi Husain yang memiliki pelajaran penuh nilai ada pada kalian”. Revolusi muncul karena perlawanan terhadapan kemapanan. Setiap revolusi akan akan selalu muncul sosok pahlawan dan seharusnya kita juga mampu memetik pelajaran yang berbeda-beda di tiap sosok. Katakanlah Revolusi Bolshevik di Rusia yang kemudian di pelajari dan diaplikasikan kembali di Perang Saudara Tiongkok.

Dalam konteks kekinian, pahlawan bukan lagi tentang pemimpin yang berperang secara fisik melawan penjajah bangsa. Memasuki zaman dengan tantangan yang semakin kompleks,  masyarakat Indonesia membutuhkan pahlawan yang berjuang melawan teror-teror seperti teror korupsi, teror politik kotor, mafia migas dan masalah kebangsaan lainnya. Dekadensi moral membuat lunturnya semangat kepahlawanan bangsa. Akan ada orang-orang yang tidak tinggal diam melihat bibit-bibit pahlawan di Indonesia. Contohnya Munir yang tewas di pesawat karena aksi HAM-nya yang di anggap mengganggu stabilitas pemerintahan. Setelah 10 tahun, barulah Hendropriyono, mantan kepala BIN, mengakui keterlibatannya dalam pembunuhan Munir pada bulan Oktober lalu. Lalu ada Wiji Tukul yang aktif menyuarakan protesnya terhadap ketidakadilan pemerintah masih berstatus hilang sejak tahun 1998.

Semangat kepahlawanan mesti terus dinafaskan untuk kemajuan bangsa. Selalu ada cara untuk menyuarakan kepahlawanan. Tidak mesti harus mendapatkan gelar pahlawan nasional atau tanda kehormatan dan tidak harus mengorbankan nyawa. Namun belajar dari semangat kepahlawanan terdahulu yang wajib ada. Bisa jadi turunnya kualitas kepahlawanan karena orang-orang masa kini haus publikasi, merasa bahwa seharusnya ada media yang mencaploknya sebagai pahlawan. Persepsi mengenai kepahlawanan perlu dikaji lebih baik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau pejuang yang gagah berani.  Mari kita tengok tentang orang-orang yang mengorbankan hidupnya demi orang lain. Seperti misalnya Gerakan Berbagi Nasi yang bertujuan mulia mengembangkan semangat berbagi melalui sebungkus nasi di Indonesia. Gerakan ini sudah menyebar ke seluruh pelosok Indonesia, termasuk di Makassar. Lain lagi dengan teman-teman pemerhati kampung Savana, Makassar. Mereka melakukan pendampingan warga namun fokus pada gerakan edukasi, seperti mengajar anak-anak di kampung itu. Ada juga pendampingan warga di Pandang Raya, yang tanahnya di rebut oleh penguasa semena-mena. Komunitas Street Child Makassar juga hadir dalam membantu permasalahan edukasi bagi anak-anak kecil di jalanan. Semoga gerakan-gerakan sosial seperti ini tidak akan mati di bunuh peradaban yang katanya “maju”.

Aksi pahlawan pun tidak mesti dilakukan banyak orang. Bahkan hal-hal kecil sekadar menebarkan info kebaikan pun bisa dibilang pahlawan, bercermin pada definisi pahlawan di atas. Seperti kata Maya Angelou,”I think a hero is any person really intent on making this a better place for all people.”

Mari memaknai hari pahlawan dengan refleksi diri sendiri. Pada dasarnya seseorang bertindak sebagai pahlawan itu berasaskan cinta. Cinta hadir dalam setiap diri manusia. Setiap orang memiliki potensi kepahlawanan, tinggal bagaimana kita mengaktualisasikannya. Apa aksimu hari ini?


Pernah di muat di Koran Tempo Edisi Jumat, 21 November 2014 kolom Literasi
Sejak 16 hari lalu, saya mengikuti hashtag #30harimenulispuisi di Instagram. Nah hari ini saya mem-posting semua puisi yang telah saya buat selama 15 hari.

Day 1

Jatuh cinta terkejam itu
jatuh cinta pada buku
Pada akhirnya pilu
Hanya sesak dan singkat yang kau tahu


Day 2

Kuku patah
Katanya pertanda hidupmu tak lama
Cinta patah
Aaahh.. pertanda hidupmu tak lagi lapang

Seandainya aseton juga berguna pada hati


Day 3

Dua tahun yang lalu kau berjanji sambil meringis
Lalu selalu merindu dan bertemu
Dua minggu yang lalu kau lelah dan menepi
Lalu selalu mengelak dan congkak
Dua hari yang lalu aku mulai jijik
Lalu kau kerap mengganggu dan tergugu

Tidakkah kau benci dirimu sendiri?


Day 4

Saya tertidur dekat jendela
Hari itu kau berjanji menjemputku menghabiskan jeda
Dua hari kemudian sms-mu berbunyi,"Oh, saya lupa".
Bahkan sekadar sms di hari yang sama pun kau lupa.


Day 5

Senandung luka ku lantunkan
Bercampur rindu mendayu-dayu
Mengenang kepalamu, menggenang airmata
Wahai ahlul bayt

Terkutuklah segala panah yang merajammu
Juga merajam kesenduan suci Ali Ashgar
Ya Tuhan, bilamana dendamku pada Yazid berasaskan rindu pada-Mu,
masihkah Kau menghukumku?
#10thmuharram

Day 6

Terdengar kabar kalau kemarin kau jatuh
Lagi, aku terluka
Kau memang selalu jatuh ke pelukan bunga
Tapi tak pernah singgah di kelopakku


Day 7

Staring at glance
Damn, it makes me bounce
When it's you, i want a chance
Never takes too long to move and dance


Day 8

Begitulah perempuan
Jangan pernah menagih penegasan
Absurditas antara keinginan dan kebutuhan
Semacam lelaki yang mencaplok jalaliyah Tuhan


Day 9

Jangan pulang
merantaulah sesuka hatimu
Daun pintu berwarna menunggumu lebih terang
Karena hitam pun telah mengecat baik jendelaku


Day 10

Seseorang pernah berkata, lelaki yang sukses adalah lelaki yang setia pada wanitanya
Tiba-tiba lelaki itu beranjak
Ponselnya terus berdering sampai airmataku mengering


Day 11

Rindu berkumpul dan membendung mata
Penuh menunggu ruah
Dia hanya mampu mencinta
Seperti hujan yang tidak pernah selesai


Day 12

Earth is like heart
Sometimes  you need to choose
Marrying prosperity or live with love
Just switch the "hhhh"


Day 13

Seperti lampu
Sebagai pelampung
Kala matahari tak rampung


Day 14

Katanya perbedaan dalam cinta itu omong kosong
Hal-hal kecil tapi prinsipil mampu menggoyahkan asmara
Jangan bohong! Kita kerap bertengkar tentang persepsi waktu
Aku selalu menunggu dan kau selalu terlambat


Day 15

Bermegah-megahlah dengan matahari sang mega
Sebelum hujan menjadi jeda
Nikmatilah cintamu sampai tak ada lega
Karena bahagia selalu menjanjikan tangis penuh tega
Pernahkah kau mendengar cerita tentang sepasang suami istri yang membawa keledainya untuk dijual? Selama perjalanan mereka bertemu dengan beberapa orang yang mencemooh mereka. Pertama, sang istri naik di keledai dan suami berjalan kaki disampingnya.
Beberapa orang tiba-tiba menimpali bahwa betapa kejam sang istri membiarkan suaminya berjalan kaki. Kemudian mereka akhirnya berganti posisi, kali ini istrinya yang berjalan kaki. Ketika mereka bertemu dengan sekelompok orang,lagi-lagi mereka dicibir bahwa sungguh kejam sang suami membiarkan sang istri berjalan kaki.
Mereka berdua pun menaiki keledai tersebut, mereka sangat heran karena orang-orang yang mereka lewati berkata mereka berdua terlalu kejam pada sang keledai. Akhirnya mereka sepakat, keduanya cukup berjalan kaki sampai di tujuan. Tapi, tetap saja orang-orang malah menyebut mereka bodoh karena tidak menaiki keledai tersebut.
***
Seumpama paradoks “maju kena, mundur kena”, judul film trio komedian Dono, Kasino dan Indro itu, hal ini juga terlihat di wajah politik Indonesia. Berbagai cobaan yang menyerbu bangsa telah membuat sebagian rakyat Indonesia merasa kehilangan harapan.
Apalagi mengenai birokrasi Indonesia yang cukup timpang. Pesimisme merajalela di mana-mana. Pesimisme kemudian menghantarkan pada opini publik yang buruk. Edward M. menjelaskan bahwa opini publik tidak selalu logis, tidak berbentuk, ambivalen, kontradiktif dan mudah berubah.
Hal ini mengakibatkan munculnya persepsi kolektif dan diusahakan “masuk akal” terhadap isu-isu yang berkembang. Inilah yang dimaksud paradoks tadi. Seperti cerita di atas, ketika ada kebijakan pemerintah yang keluar, selalu ada pro dan kontra yang ikut muncul menghantui bahkan hampir selalu dianggap kesalahan.
Menurut Jalaluddin Rakhmat, persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Jadi wajar bila persepsi mengenai kesalahan kebijakan seringkali muncul karena akibat-akibat yang ditimbulkan tersampai buruk di mata masyarakat. Misalnya tentang korupsi, mafia migas, impor bahan pangan dan sistem politik yang tidak berjalan semestinya telah mapan selama puluhan tahun di wajah birokrasi Indonesia.
Character is like a tree and reputation like a shadow. The shadow is what we think of it, the tree is the real thing.  –Abraham Lincoln
Sebagai individu yang peduli terhadap kemajuan bangsa tentu kita harus tetap mengawal kebijakan-kebijakanpemerintah. Sayangnya, masyarakat kadang hanya melihat sisi negatif dengan nada pesimistis dalam kehidupan pribadi mereka tanpa memikirkan dampak jangka panjang keputusan tersebut.
Agak subjektif memang, namun ini didasari oleh aroma apatis dan pesimisme masyarakat mengenai birokrasi Indonesia selama beberapa tahun silam. Tentu saja karakter pesimis masyarakat itu tak terlepas dari peran media massa.
Mari kita menengok ke Jokowi yang baru-baru dilantik. Sebelum dilantik, isu kebijakan Jokowi telah banyak ditimpuk fitnah. Misalnya saja, isu-isu tak jelas mengenai pemberian fasilitas mobil mewah bermerek Mercedes Benz untuk para menteri di kabinetnya.
Tentang Jokowi yang tidak punya visi dan misi yang jelas untuk pengembangan negara atau tentang kebijakan Jokowi yang “disetir” oleh Megawati Soekarnoputri. Baru-baru ini pun Fadly Zon, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, mengkritik Jokowi mengenai campur tangan KPK dalam menetapkan nama-nama menteri di kabinet.
Ini merupakan bentuk pesimisme yang meradang di jantung Indonesia. Tidak dipungkiri bahwa oposan Jokowi-JK tidak akan tinggal diam, apalagi mengenai keputusan Jokowi yang tidak melibatkan eksekutif parpol dalam pemilihan kabinet. Sebelum menghakimi sebuah keputusan pemimpin, kita harus mampu menelaah dengan baik alasan-alasan mengapa diambilnya keputusan tersebut apalagi bila keputusan tersebut belum final.
Mari terus membangkitkan optimisme untuk kemajuan Indonesia. Ada wajah-wajah baru dalam perpolitikan Indonesia. Kini stigma seorang pemimpin tidak lagi harus berwibawa, namun bagaimana ia tampil sederhana, membaur dan rajin bersentuhan dengan rakyat.
Pemuda-pemuda zaman ini pun lebih aktif mengawal jalannya pemerintahan, mulai berpartisipasi dalam pemilihan. Tidak hanya kalangan akademis, namun pekerja-pekerja kreatif pun turut serta menyuarakan aspirasinya. Terlihat dengan adanya konser musik sukarela ataupun meme-meme kreatif para pendukung Jokowi tersebar.
Ini merupakan nafas baru dan harapan besar. Optimisme seperti ini harus tetap dijaga, semoga amanah yang dibebankan kepada Jokowi bisa terlaksana dengan baik. Selagi hal itu benar dan untuk kemaslahatan hidup orang banyak, majulah terus Mas Joko, majuki Daeng Ucup. 

Tulisan ini pernah dimuat di revi.us pada tanggal 22 Oktober 2014
Tak bisa dipungkiri bahwa kemajuan komunikasi saat ini sangat pesat, hampir semua orang bisa mengakses informasi dalam hitungan detik. Misalnya ketergantungan manusia terutama di kalangan remaja terhadap media sosial. Salah satu kegunaan media sosial adalah menyampaikan opini secara bebas dan dibaca oleh banyak orang.
Bahkan ada yang tertangkap polisi karena curhat (baca: curahan hati) di media sosialnya. Semua orang bisa mendadak menjadi Mario Teguh versi KW. Dengan mudah kita meng-copy-paste kata-kata bijak terkenal untuk di-posting di status media sosial milik pribadi.
Fenomena memosting kutipan kata-kata bijak saat ini sangat arak dilakukan oleh pengguna setia media sosial. Entah untuk mendapatkan retweet dan love yang banyak atau memang ingin mengutarakan pendapat melalui quote terkenal. Ada juga yang ingin memperlihatkan kesedihannya, menyindir atau pesan tersembunyi dibalik kata-kata bijak tersebut.
Tulisan kata-kata bijak itu kemudian berkembang menjadi gambar-gambar indah yang dibubuhi tulisan. Jadi,orang-orang tidak lagi mengetik langsung kata-kata bijaknya, namun cukup memosting gambar yang disertai tulisan. Tentu saja mata lebih tertarik pada hal-hal yang berupa konversi bermacam-macam warna dibandingkan hanya dengan tulisan warna hitam.
Soal gambar-gambar yang di-posting, belakangan ini saya juga sering melihat gambar yang di-posting adalahkutipan-kutipan lucu yang tertulis di pantat truk. Orang-orang  memfoto pantat truk yang biasa ditemui secara tak sengaja di jalan kemudian di-posting ke media sosialnya.
Pantat truk ini telah menjadi media para pemilik truk menuangkan opininya seperti masyarakat netizen dengan dindingtimeline media sosial. Ternyata sopir tidak hanya bisa menyetir, namun punya imajinasi menyenangkan dan kreatif dalam memodifikasi truknya.  Tentu saja bukan hanya kata-kata bijak yang kita temui, namun kata-kata lucu ataupun yang mengarah ke hal-hal mesum termasuk gambar-gambar porno yang tak jarang di temukan.
Tanpa sadar kita seringkali senyum-senyum sendiri melihat tulisan-tulisan itu. Misalnya saja tulisan “Dua Anak Cukup, Dua Istri Bangkrut” atau gambar perempuan seksi dengan tulisan “Menunggu Kedatanganmu”. Ada pula kata-kata lucu seperti “Putus cinta soal biasa, Putus rem mati kita”.
Pantat truk ini memang paling pas dihiasi dengan tulisan atau gambar karena sengaja ataupun tidak, orang yang berada di belakang truk secara otomatis pasti melihatnya.  Apalagi didukung oleh ukuran truk yang cukup besar sehingga mengundang perhatian mata. Mungkin saja dengan cara ini, para sopir tanpa sadar mencurahkan hati mengenai kehidupannya sehari-hari atau hanya sekedar bercanda menikmati hidup.
Tren memosting kata-kata bijak itu bisa jadi adalah curhat dan curhat memang merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam hidupnya. Menurut Karen Horney, untuk mengatasi kecemasan dasar, orang mengembangkan sejumlah strategi.
Maka diciptakanlah sebuah citra ideal untuk mencapai kesempurnaan atau “kemuliaan”, untuk mendukung itu manusia juga mengembangkan “sistem kebanggaan”. Adapun satu set perilaku standar yang mustahil atau “keharusan” dan manusia mencoba untuk menyangkal atau mengeksternalisasi hal-hal dalam diri yang tidak mampu “mengatasi”.
Mengatasi merupakan pengeluaran usaha sadar untuk memecahkan masalah personal dan interpersonal, dan berusaha untuk menguasai, mengurangi, atau menolerir stres atau konflik. Secara psikologis biasa disebut strategi mengatasi atau keterampilan mengatasi. Istilah mengatasi umumnya mengacu pada strategi penanggulangan adaptif atau konstruktif.
Menurut hemat saya, curhat baik dalam bentuk kata-kata bijak ataupun pengungkapan langsung merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk mengatasi stres atau konflik.
Hal-hal negatif bersebaran dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga setiap orang mencari pelarian atau cara untuk mengatasi tekanan dalam hidup. Salah satunya adalah memiliki kata-kata bijak penenang hati agar menjalani hari lebih baik. Kata-kata bijak menjadi seperti pil penyemangat setiap mengawali hari.
Namun masing-masing orang mempunyai cara menyampaikan yang berbeda. Misal, Taylor Swift yang curhat dengan lirik “In my mind saying it’s gonna be alright” dalam lagu barunya berjudul Shake It Off.
Apalagi dengan kemajuan komunikasi saat ini. Manusia kini seperti tersesat dalam kehidupan yang serba cepat, sehingga membutuhkan hal-hal dalam bentuk paket. Paket yang kecil, instan dan mudah dicerna. Sama halnya dengan postingankutipan-kutipan kata bijak yang pendek dan mudah dicerna, apalagi bila disertai dengan gambar.
Horney juga berkata bahwa pengembangan kepribadian dibentuk oleh budaya dan akan bervariasi dari budaya ke budaya. Bila remaja-remaja saat ini curhat via dinding timeline, maka para sopir menggunakan pantat truk miliknya. Malah pantat truk bisa jadi papan reklame besar yang berjalan ke mana-kemana menyampaikan pesan-pesan positif (atau mesum) kepada orang lain. Jadi jangan heran bila ada yang menemukan kutipan isi Al-Qur’an di pantat truk.

Tulisan ini pernah dimuat di revi.us pada tanggal 20 September, 2014
A glimpse relation.
Somehow i still want you even just for another your vacation.
Tell me, how can i survive when u dont fight?
So i walk away because it isnt right.
Can i wish that someday we'll be together?
i wish it for every falling star.








Judul Buku            : Kisah Aneh Benjamin Button

Judul Asli              : The Curious Case Of Benjamin Button

Penulis                  : F. Scott Fitzgerald

Penerjemah           : Fanny Chotimah

Penerbit                 : KATTA

Tahun Terbit          : 2010

Jumlah Halaman   : 96hlm.

ISBN                     : 978-979-1032-48-3

Blurb:
Hildegarde melambai-lambaikan bendera sutera besar, menyapanya di teras. Saat Benjamin menciumnya, ia merasa dengan kedalaman hati bahwa tiga tahun sudah diambil dari mereka. Dia adalah seorang wanita yang empatpuluh tahun sekarang. Dengan samar, tampak pertempuran garis uban di kepalanya. Pemandangan itu membuat Benjamin tertekan.
Sampai dikamarnya, ia melihat bayangan yang dikenalnya di cermin. Ia pergi mendekat dan memeriksa wajahnya sendiri dengan kecemasan, membandingkan foto dirinya berseragam yang diambil sebelum berperang.

“Ya Tuhan!” katanya keras. Proses ini terus, tidak bisa diragukan lagi. Sekarang ia tampak seperti orang berusia tiga puluh tahun. Bukannya senang, ia malah merasa gelisah. Ia tumbuh muda. Hingga fenomena mengerikan yang ditandai kelahirannya sedang akan berhenti berfungsi. Dia bergidik. Takdirnya sungguh luar biasa mengerikan.

       Untuk menambah ketidakberdayaannya, ia menyadari bahwa abad baru semakin dekat, kehausan akan kesenangan semakin kuat. Tak pernah sebuah acara apa pun di Baltimore dilewatkannya. Berdansa dengan wanita muda tercantik yang sudah menikah, dengan penuh pesona. Sementara, istrinya tampak seperti seorang janda culas. Duduk diantara pengantarnya, menjadi angkuh karena penolakan. Sekarang mengikutinya dengan serius, bingung, dan mata mencela.

“Lihat!” orang akan berkomentar. “Sayang sekali, seorang pemuda seusia itu terikat pada seorang perempuan empat puluh lima tahun. Ia harus dua puluh tahun lebih muda dari istrinya.”
Mereka sudah lupa, sebagian orang-orang pasti lupa, yang mestinya ingat pada kejadian tahun 1880. Semua orang juga berkomentar sama tentang hal ini, pasangan sakit yang cocok.

Review:
Ketika mulai memahami cerita ini ditengah-tengah buku, terbersit pikiran bahwa ide cerita yang mungkin jarang sekali terpikirkan oleh orang lain. Suatu waktu kehidupan kita bisa saja terbalik seperti yang digambarkan dalam cerita. Buku ini menceritakan tentang seseorang bernama Benjamin Button yang terlahir aneh. Sejak lahir, wajahnya menampakkan usia yang sangat tua, berbeda dengan bayi-bayi yang lahir normal pada umumnya. Ayahnya sangat terkejut ketika melihat perawakan anaknya yang baru lahir. Dia merasa malu, takut apa yang akan orang-orang katakana jika dia berjalan bersama anaknya yang berwajah tua itu. Namun, lama kelamaan orang tuanya mulai terbiasa dengan keadaan Benjamin Button tersebut dan memaksa memperlakukan Benjamin seperti anak normal. Mereka memasukkan Benjamin ke sekolah dengan berusaha menyamarkan wajah aslinya. Benjamin sendiri lebih senang dan nyaman bermain bersama kakeknya. Suatu hari, ayahnya mengajaknya ke sebuah pesta dansa dan tiba-tiba saja Benjamin menemukan jodohnya. 

“Suplemen Koran Minggu New York memberitakan kasus ini  dengan sketsa yang menarik, menggambarkan kepala Benjamin Button terlampir untuk ikan, untuk ular, dan akhirnya menjadi kuningan yang padat. Ia menjadi terkenal dalam dunia pemberitaan sebagai “Pria Misteri Maryland.” Tapi, kisah nyata seperti yang biasa terjadi, memiliki sirkulasi yang sangat kecil. Namun, setiap orang setuju dengan Jenderal Moncrief bahwa itu adalah “kriminal”, untuk seorang gadis cantik yang bisa menikahi pacar siapa saja di Baltimore, lalu memilih jatuh ke pelukan seorang pria yang sudah lima puluh tahun.”

Namun, dari tahun ke tahun, semakin Benjamin tua, wajahnya semakin terlihat muda. Dia bahkan sangat menikmati masa tuanya dengan bersenang-senang dan ketertarikan terhadap istrinya mulai hilang. Sampai akhirnya, anaknya pun menyuruh Benjamin memanggilnya dengan sebutan Paman. Hingga dia menjadi seperti anak kecil dan masuk ke sekolah TK sampai dia seperti kehilangan ingatan akan apa yang telah terjadi dalam hidupnya.

Cerita yang luar biasa dengan latar belakang kehidupan Amerika di awal abad 20. Benjamin Button bahkan sudah difilmkan pada tahun 2008 yang dibintangi oleh Brad Pitt, artis Hollywood tenar.  Dibandingkan dengan filmnya, cerita dibuku sangat berbeda. Mungkin ada banyak alasan mengapa mereka membuat cerita yang berbeda namun dengan kasus yang sama, tapi saya tidak kecewa membaca cerita pendek karangan F. Scott Fitzgerald.

Tidak ada kenangan yang mengganggu dalam tidur anak kecil itu. Tidak ada kenangan akan hari penuh keberanian diperguruan tinggi, tahun-tahun kejayaan ketika ia membingungkan para gadis. Hanya ada putih dinding tempat tidurnya, Nana, dan seorang pria yang datang untuk melihatnya, serta bola oranye besar yang disebut Nana "matahari" untuk menunjukkan sudah waktunya untuk tidur.


THE EXTRAORDINARY CASES OF DETECTIVE BURAN
Penulis               :            Louie Buana dan Ran Jiecess
Ilustration          :            Hilman Fathoni / Ran Jiecess
Cover                 :            Ran Jiecess
Editor                 :            Anita Meilani Suyanto
Penerbit              :            BALIBOLA
Jumlah Halaman:            272 hlm.

Blurb :


“Baiklah. Kita sekarang telah sampai di bekas penyulingan minyak Bataafsche Petroleum Maatschappij,  tempat ‘mata air’ itu berada. Pada bulan Juli 1944, pasukan Jepang merangsek masuk ke tempat ini dan mengambil alih kilang minyak Belanda. Tujuan mereka untuk merebut sumber daya alam Indonesia berawal dari sini. Inilah ‘mata air’ yang dicari-cari pasukan pembawa panji Matahari Terbit Jepang!”
  “Aku sudah menduga tafsir kata mata air itu. Nah, dua arah dunia saling bertolak belakang itu sendiri maksudnya apa?” sambung Detektif Raza.
“Dua arah dunia itu merupakan penunjuk waktu, Detektif Raza. Kalimat ‘pintu gerbang selatannya’ sudah cukup gamblang untuk menginstruksikan kita pergi ke bagian belakang tempat penyulingan minyak ini. Dua arah dunia yang dimaksud itu ada di pergelangan tanganmu...” jawab Detektif Buana seraya menunjuk ke tangan kiri Detektif Raza.

Review :
      
Buku ini merupakan kumpulan cerita mengenai kasus-kasus yang harus dipecahkan duo detektif Buran. Mereka bekerja di Buran Investigation Bureau yang merupakan agensi pemecah misteri terkenal didunia. Buana dan Raza adalah duo detektif yang paling terkenal di Buran. Buana dan Raza memiliki keahlian masing-masing yang saling melengkapi. Buana memiliki kemampuan "perfect audio memory" atau kemampuan untuk mengingat segala hal yang pernah ia dengar,  sedangkan Raza memiliki kemampuan "perfect visual memory" atau kemampuan untuk mengingat segala hal yang pernah ia lihat. Profil mengenai karakter-karakter tokoh juga dicantumkan penulis di akhir cerita. Mereka juga sering dibantu oleh petuga-petugas Buran lainnya dalam memecahkan kasus-kasus sulit. Tak jarang mereka harus terbang kebeberapa negara untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Cerita petualangan yang cukup menegangkan dan tak lupa penulis juga membubuhkan unsur humor.
Buku ini memuat beberapa judul kasus yang dipecahkan duo detektif Buran, seperti dibawah ini:


·         Misteri Pencurian Tongkat Musa
Kasus ini mengenai seorang kurator museum yang sangat disiplin dan sombong melaporkan kehilangan barang di museum tempatnya bekerja pada BIB. Buana dan Raza pun segera terbang ke British Museum untuk menyelidiki kasus itu. Ternyata barang yang hilang adalah tongkat Musa yang selama ini disembunyikan dari publik dan menjadi rebutan bagi tiga agama besar didunia. Sang curator menginginkan jasa agen BIB karena ingin menjaga kerahasiaan barang dan kasus diselesaikan dengan cepat.


·         Misteri Labirin Badut
Badut adalah hal yang sangat ditakuti oleh Raza, namun kali ini Buana dan Raza harus menyelesaikan kasus tentang misteri Badut Pembunuh yang berkeliaran di labirin bawah tanah. Mereka di minta memecahkan kasus oleh seorang perempuan yang mengira nyawanya terancam. Namun yang terjadi ternyata tidak sesuai dugaan, nyawa Buana dan Raza malah terancam karena nekat mencari tahu soal labirin bawah tanah dan misteri harta karunnya.


·         Misteri Harta Karun Kaisar Hirohito
Dalam kasus ini, Buana dan Raza mencoba memecahkan kode yang telah bertahun-tahun lamanya terkubur dan masih menjadi misteri. Cerita ini menarik karena mereka harus memecahkan kode yang ada didalam lagu Bengawan Solo yang berhubungan dengan penjajahan masa Jepang yang dipimpin oleh Kaisar Hirohito ditahun 1944. Buana dan Raza harus menjelajahi berbagai tempat bersejarah di Indonesia dalam rangka menyelesaikan kasus ini dan menguak berbagai misteri sejarah dunia yang berhubungan dengan Indonesia pun tanah Sulawesi.


·         Murderer Inside Sleeping
Buana dan Ran diundang oleh seorang wanita Perancis yang kaya raya. Raza terus dihantui mimpi buruk tentang tempat yang ternyata mereka datangi di Perancis. Namun, Buana dan Raza makin curiga dengan wanita misterius bersama pengawal-pengawalnya yang mengundang mereka. Mereka kemudian terlibat dengan kasus pembantaian penyihir yang terjadi di desa itu sejak beratus tahun silam.

·         Misteri Selendang Nawang Wulan & Portal Gaib Segitiga Bermuda
Kali ini, Buana dan Raza harus menghadapi musuh-musuh yang kejam. Mereka terlibat kasus yang terkait dengan legenda rakyat masa lalu tentang selendang bidadari yang dicuri oleh Jaka Tarub agar si Jaka bisa menikah dengan bidadari itu. Mereka bahkan diculik dan terbang ke Segitiga Bermuda, tempat misterius yang paling terkenal didunia, sedangkan agensi BIB pun ikut dalam bahaya.

Membaca novel ini saya langsung teringat dengan novel sejarah sekaligus bergenre detektif seperti novel-novel karya Dan Brown. Tentang seorang professor bernama Robert Langdon yang menjelajahi dunia demi menguak misteri-misteri yang selama ini jarang diketahui publik. Membaca detektif Buran ini sangat menyenangkan bagi saya pecinta novel misteri. Selain itu, novel ini juga sarat sejarah. Sejarah-sejarah mengenai beberapa daerah di Indonesia. Mungkin ada banyak buku cerita mengenai sejarah Indonesia namun kemasan buku ini sangat apik dan menarik. Bahasanya pun tidak berat sebagaimana cerita sejarah pada umumnya sehingga mudah dipahami.

Sebagai orang Sulawesi asli, sejarah mengenai bugis sangat memberatkan perhatian saya. Ada beberapa hal yang baru saja saya tahu setelah membaca buku ini.

“It’s easy. Aku melihatnya mengenakan sarung bermotif Bulukumba. Polanya berupa garis-garis berbentuk segi empat warna putih, merah di atas warna dasar hitam, namanya sarung Lipa’ Garusu’. Di Kalimantan Timur ini, ada banyak pendatang dari Suku Bugis-Makassar. Dulu, Sultan Badaruddin dari Sulu beristrikan seorang perempuan dari Bugis Soppeng sebelum menikah dengan putri raja Tidung. Hubungan ini menciptakan interaksi yang intens antara orang Sulu, Tidung dan Bugis. Orang-orang Bugis ini berbaur dengan penduduk lokal di Tarakan, namun tetap menjaga kuat tradisi serta bahasa mereka. Oleh karena tidak ada orang Tidung asli yang memakai sarung motif Lipa’ Garusu’, langsung saja aku tebak kalau dia orang Bugis. Ternyata benar, kan? Hahaha!” Detektif Buana tertawa puas.

Ide cerita penulis mungkin tidak orisinil tapi saya sangat suka cara penulis menyampaikan pengetahuan-pengetahuan sambil menceritakan petualangan tokoh. Saya bisa menebak kalau penulis juga tertarik mempelajari bahasa karena ada beberapa bahasa yang dicantumkan dalam percakapan para Detektif Buran ini. Buku ini memang sarat pengetahuan, jadi selain menikmati petualangan duo detektif Buran, kita juga banyak mempelajari hal baru mengenai sejarah Indonesia ataupun yang lain. Ada juga beberapa ilustrasi-ilustrasi lucu yang ternyata adalah bikinan penulis buku ini sendiri. Keren!

“Klenik? Klenik hanyalah kata lain untuk gejala alam yang belum mampu dipahami oleh ilmu pengetahuan manusia pada zamannya! Kode rahasia yang menunggu untuk kalian pecahkan itu tersembunyi di area Segitiga Bermuda. Di bawah lautan yang luas membentang ini. Kau juga tak dapat membohongi kami, Detektif Buana. Kalian berdua memiliki kemampuan perfect visual memory dan perfect audio memory. Tanpa hasil scan atau gambar selendang itu pun kalian bisa dengan mudah dan sempurna membayangkan detail-detail motifnya di dalam benak. Aku berani bertaruh kalian pasti akan terkejut dengan apa yang akan kami segera tunjukkan. Iman kalian terhadap sains akan tergoyah!” seringai Nero Wang. Ia mengeluarkan sebuah kompas dari saku celananya dan memeriksanya dengan seksama.


Langganan: Postingan ( Atom )

About Me

Foto saya
Weny Mukaddas
usual nerd girl with glasses
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

  • ►  2018 (6)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2017 (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
  • ►  2016 (7)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
  • ►  2015 (16)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (3)
  • ▼  2014 (18)
    • ▼  Desember (2)
      • Laughing
      • #30HariMenulisPuisi #30Days
    • ►  November (4)
      • Revolusi dan Aksi
      • #30harimenulispuisi #15Days
      • MAJU KENA MUNDUR KENA
      • CURAHAN HATI PARA SUPIR TRUK
    • ►  Agustus (1)
      • glimpse
    • ►  Mei (3)
      • The Curious Case Of Benjamin Button
      • The Extraordinary Cases of Detective Buran
    • ►  April (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2013 (12)
    • ►  November (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (8)
  • ►  2009 (20)
    • ►  April (20)

LATEST POSTS

  • Menulis adalah Kekuasaan
    Menulis adalah cara melepaskan diri dari kegilaan, kata Agus Noor. Hujan memang sedang gila-gilaan menggedor loteng Rumata Art Space pada h...
  • diam
    Thursday, March 12, 2009 at 4:34pm | diam ??? diam slalu saja memupukkan kebingunganku diam tak pernah menyelesaikan kemelut ini...
  • Kutukan
    Seperti kutukan. Aku membiru, bimbang dalam diam Sementara hatiku semacam meriam. Kau mempekerjakan anggota tubuhmu secara bebas dan baha...
  • Pendongeng untuk Aufa dan Althaf
    Kak Nana, anak ekonomi. For sure! Setelah beberapa kali bertemu dia di beberapa event, belakangan saya tahu kalau dia anak ekonomi. Kebet...
  • Dear Tari, Perempuan Misterius yang Jatuh Cinta Pada Masa Lalu
        Saya mau ber- HIGH FIVE dengan Kak Tari. Ini kali kedua saya menengok blog -nya. Pertama, waktu dia me- review blog saya dan kedua ada...
  • Morning Overture
    Aku tak pernah lupa Saat itu air hujan dan matahari sedang berlomba menyambut pagi. Antara menyelami lautan dengan cahaya Atau tenggelam ...
  • Gelombang Alfa Penuntun Kearifan
    SUPERNOVA :  GELOMBANG Karya Dewi Lestari Penyunting : Ika Yuliana Kurniasih Yogyakarta: Penerbit Bentang (PT. Bentang Pusaka) ...
  • Eks Tapol
    Buku               : Mati Baik-Baik, Kawan. Pengarang       : Martin Aleida             Membaca Martin Aleida semacam tengge...
  • Selamat Ulang Tahun #2
    Tahukah kamu Semakin detil hal yang kuperhatikan dari dirimu Adalah bukti bahwa semakin besar rasa sayangku? Misalnya saat aku ba...
  • Rindu
    Hanya kepada langit biru, rindu berlindung menabuh kesetiaan para pecandu bergelung menunggu perjumpaan dengan kekasihnya, laut ses...

Social Media

Facebook  Instagram Linkedin Path Yahoo

Twitter

Tweets by @weenny_
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Copyright 2014 w.
Designed by OddThemes