PASUNG JIWA
Oleh Okky Madasari
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, Mei 2013
320 hlm; 2 cm
Blurb:
Apakah kehendak bebas benar-benar ada ?
Apakah manusia bebas benar-benar ada?
Okky Madasari mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan besar dari manusia dan kemanusiaan dalam novel ini.
Melalui dua tokoh utama, Sasana dan Jaka
Wani, dihadirkan pergulatan manusia dalam mencari kebebasan dan melepaskan diri
dari segala kungkungan. Mulai dari kungkungan tubuh dan pikiran, kungkungan
tradisi dan keluarga, kungkungan norma dan agama hingga dominasi.
Review :
Okky Madasari
memang terkenal dengan novel-novel fiksi tentang keadilan dan kemanusiaan,
Pasung Jiwa ini merupakan salah satu novelnya yang bertema sama. Selain itu novel ini juga masuk sebagai salah
satu finalis penghargaan sastra bergengsi di Indonesia, Khatulistiwa Literary
Award. Cover novel cukup menggambarkan
mengenai isi novel mengenai penjara tubuh dan pikiran.
Ide novel
mengenai transgender mungkin memang bukan ide yang baru namun pengarang mampu
mengatur sedemikian rupa sehingga novel ini menjadi apik dan menarik. Membaca novel
ini mengingatkan saya tentang pemikiran Freud atau pemikiran psikoanalisis pada
umumnya bahwa tindakan pemikiran, kepercayaan, dan konsep tentang diri utuh
dideterminasi atau dibentuk oleh ketaksadaran, serta berbagai dorongan dan
hasratnya.
Hal ini tampak
pada ceritera tentang si tokoh utama, Sasana. Sasana adalah seorang anak dari Ayah yang
bekerja sebagai ahli hukum dan Ibu yang berprofesi dokter bedah. Si anak
dipaksa terbentuk sebagai perwujudan obsesi orang tua. Sasana harus mengikuti
les piano dan menjadi anak cerdas kebanggaan orang tuanya. Hingga akhirnya
Sasana menyadari bahwa dia lebih gemar dengan musik dangdut daripada
musik-musik klasik yang dipelajarinya. Kemauan Sasana sangat bertentangan dengan kehidupannya sehari-hari. Sejak masuk kuliah dan jauh dari
orangtuanya, Sasana akhirnya merasakan sedikit kebebasan dan bertemu dengan Cak Jek atau Jaka Wani, tokoh utama
kedua di novel ini. Mereka saling melengkapi untuk mewujudkan impian mereka
masing-masing. Namun tidak sedikit pengorbanan yang harus mereka hadapi bahkan
sempat terpisah dan menjalani kehidupan yang suram. Selama perjalanan kehidupan
itu mereka menyelami arti kebebasan yang dibebani oleh himpitan kondisi
ekonomi, kekejaman para penguasa serta arti lingkar tradisi dan moral.
Sasana
dan Cak Jek juga bertemu dengan beberapa orang lain selama mereka terpisah
seperti Banua yang ditemui Sasana saat sempat dirawat di rumah sakit jiwa, ataupun
Elis seorang pelacur realistis yang ditampung oleh Jaka Wani selama menjadi
buruh di suatu pabrik. Pengarang membagi-bagi beberapa bab sesuai dengan
karakter masing-masing tokoh yang makin membuat novel ini menarik. Kata-kata
menarik yang disampaikan oleh Okky Madasari dalam novel ini terwujud seperti dibawah ini:
“Pikiran kerap hanya terbangun oleh
tempelan-tempelan yang kita ambil atau
dipaksa masuk oleh sekitar kita. Sementara tubuh selalu diperlakukan sebagai
pengikut pikiran. Ia tak hadir dengan kewengangan. Maka ketika tubuh bergerak
sendiri, lepas dari pikiran, selalu dianggap pembangkangan. Berbagai hal
disalahkan sebagai sumber pembangkangan itu. …
Sementara jiwa adalah kesadaran yang menempel
dalam keberadaan manusia . Sangat kecil dan tersembunyi. Suaranya selalu
jernih, tapi lirih tak terdengar. Kesadaran lama tak diperhatikan, akhirnya
makin bersembunyi, kalah oleh timbunan-timbunan suara luar yang diyakini
sebagai kebenaran.”
Saya sendiri
kurang suka bagian cerita yang menggambarkan bagaimana Sasana lari dari rumah
sakit, agak klise. Tetapi secara keseluruhan novel ini mampu
menceritakan kisah-kisah yang agak dekat dengan kehidupan sehari-hari, bahkan
saya pun merenungkan diri sendiri setelah membaca novel ini. Quote “Untuk
setiap nyala keberanian yang tersembunyi dibalik ketakutan” di awal halaman
saya kira sangat menggambarkan ide novel yang kurang berani disuarakan oleh
berbagai lapisan masyarakat.
ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 komentar:
Posting Komentar