Judul Asli : Hadji Murat
Terjemahan : Haji Murad
Pengarang : Leo Tolstoy
Penerjemah : Fahmy Yamani
Penerbit : PT. Serambi Ilmu Semesta
Tahun Terbit : Jakarta, Juli 2013
Tebal Buku : 1,5 cm
Jumlah Halaman : 242 hlm.
Blurb :
Karya pamungkas Leo Tolstoy yang baru di
terbitkan setelah kematiannya ini adalah dongeng moral paling dahsyat pada
zaman kita.
Novel ini terinspirasi oleh sosok historis
dan kontroversial yang didengar Tolstoy ketika bertugas sebagai tentara di
Kaukasus. Kisah ini menghidupkan sang pejuang terkenal, Haji Murad, seorang
pemberontak Chechnya yang berjuang dengan garang dan gagah berani melawan
kekaisaran Rusia.
Haji Murad adalah gambaran menggetarkan
sosok pejuang tragis yang masih dikenang hingga kini. Inilah sebuah kisah indah
tentang cinta, perjuangan, dan pengorbanan yang layak Anda renungkan.
Review :
Leo Tolstoy
adalah sastrawan besar Rusia dan seorang filsuf yang terkenal lewat dua
novelnya, Perang dan Damai dan Anna Karenina. Sebenarnya agak mengejutkan mendapati Leo
Tolstoy menuliskan kisah tentang perjuangan gigih seorang muslim bernama Haji
Murad sedang Tolstoy sendiri adalah seorang anarkis Kristen. Novel Haji Murad
ini berdasarkan kisah nyata yang dituliskan Tosltoy dari pengalamannya sebagai
tentara muda saat bertugas di Kaukasus. Penulis mencari info sedetail mungkin
tentang kehidupan sehari-hari Haji Murad dan sejarah militer serta politik
waktu itu. Buku ini berlatar Perang Kaukasia yaitu perlawananan bangsa Chechnya
memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan mereka melawan Tsar Rusia.
Kesan detail
langsung terpancar di bab pertama penggambaran penulis mengenai Hadji Murad.
Pejuang ini digambarkan sebagai seorang guru spiritual sekaligus pejuang
gigih yang rendah hati dan sederhana. Awalnya Haji Murad adalah seorang wakil
atau administrator yang ditunjuk oleh Shamil, pemimpin perlawananan bangsa
Chechnya kala itu. Lalu kemudian Shamil merasa bahwa Haji Murad menjadi ancaman
baginya karena Murad tidak menginginkan Shamil memimpinnya dengan alasan bahwa
darah Shamil adalah darah pembunuh semua keluarganya. Akhirnya Haji Murad pun
membelot pada Tsar Rusia karena Shamil menyandera istri dan anak-anaknya.
Pejuang gigih itu tidak mampu berbuat apa-apa pada Shamil selama keluarganya
masih tertahan.
Bahkan dihadapan
musuhnya sekalipun beliau sangat dihormati dan disanjung.
Tuhan memberikan lebih banyak bajingan Rusia
kepada kita,”ujar Marya Dmitrievna tiba-tiba dengan nada kesal. “Dia hidup satu
minggu bersama kita; kita tidak melihat apapun, kecuali kebaikan darinya,”ujarnya.
“Sopan, bijaksana dan adil.”
Namun pihak Rusia terus mengulur waktu sedang Haji Murad sendiri merasa
terjepit memikirkan nasib keluarganya yang tertahan oleh Shamil. Akhirnya dia
memutuskan lari bersama pengikut Avar yang setia dan pilihannya mati atau
menyelamatkan keluarganya.
Kematian ini diingatkan kepadaku oleh
serpihan bunga widuri ditengah ladang yang baru dibajak.
Sebenarnya ide
novel ini cukup menarik, namun penggunaan bahasanya agak timpang. Saya selalu
percaya bahwa kumpulan tulisan dengan bahasa asal pengarang akan membawa
makna lebih mendalam dibanding dengan terjemahannya, begitupun novel ini. Walaupun begitu, buku ini dilengkapi penjelasan istilah-istilah bahasa pengarang yang tidak familiar dalam bentuk catatan-catatan kaki. Penerjemah juga masih menyertakan beberapa percakapan dalam bahasa Perancis. Sayangnya, di akhir
cerita sedikit mengecewakan buat saya. Haji Murad terbit setelah dua
tahun kematian Tolstoy, saya agak yakin novel ini belum selesai dituliskannya
atau mungkin masih dalam tahap penyempurnaan. HAHAHA
ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 komentar:
Posting Komentar