Gelombang Alfa Penuntun Kearifan
SUPERNOVA : GELOMBANG
Karya Dewi Lestari
Penyunting : Ika Yuliana Kurniasih
Yogyakarta: Penerbit Bentang (PT.
Bentang Pusaka)
Cetakan Pertama, September 2014
482hlm; 20cm.
ISBN 978-602-291-057-2
Blurb :
Sebuah upacara gondang mengubah segalanya
bagi Alfa. Makhluk misterius yang disebut juga Si Jaga Portibi tiba-tiba muncul
menghantuinya. Orang-orang sakti berebut menginginkan Alfa menjadi murid
mereka. Dan, yang paling mengerikan dari itu semua adalah setiap tidurnya
menjadi pertaruhan nyawa. Sesuatu menunggu Alfa di alam mimpi.
Perantauan Alfa jauh membawanya hingga ke
Amerika Serikat. Ia berjuang sebagai imigran gelap yang ingin mengubah nasib
dan status. Pada suatu malam, kehadiran seseorang memicu Alfa untuk menghadapi
ketakutan terbesarnya. Alam mimpinya ternyata menyimpan rahasia besar yang
tidak pernah ia bayangkan. Di Lembah Yarlung, Tibet, jawaban mulai terkuak.
Sementara itu, pencarian Gio di Tio Tambopta
menemui jalan buntu. Pada saat yang tak terduga, pria yang pernah menemuinya di
Vallegrande kembali muncul. Pria itu mengarahkan Gio ke pencarian baru.
Petunjuknya adalah empat batu bersimbol, mempresentasikan empat orang, dan Gio
ternyata adalah salah satu dari mereka.
Review :
“Selapis kelopak
mata membatasi aku dan engkau
Setiap napas
mendekatkan sekaligus menjauhkan kita
Engkau membuatku
putus asa dan mencinta
Pada saat yang
sama”
Seperti biasa, Dee selalu memulai bukunya dengan puisi yang khidmat.
Seperti biasa, Dee selalu memulai bukunya dengan puisi yang khidmat.
Setelah penantian panjang selama dua tahun sejak serial Supernova keempat lahir, akhirnya Gelombang terbit juga. Salah satu science fiction Indonesia yang dinanti-nanti penggemarnya. Dewi Lestari, sang pengarang, dengan apik membuat para pembacanya tersihir semacam aku yang tersihir oleh Alfa, tokoh dalam edisi Gelombang ini. Asiknya, edisi Gelombang ini bisa dipesan dengan tanda tangan Ibu Suri Dee didalamnya. Masih mengikut dengan model sebelumnya, tiap edisi terbit dengan sampul berwarna hitam dengan logo khas yang mewakili masing-masing serial.
Novel ini
diawali dengan cerita tentang Gio yang telah ada di serial pertama Supernova.
Gio yang tak
kenal lelah mencari Diva, mataharinya. Gio, merengek meminta pengampunan cinta
atas kehilangan.
“Kabut yang tak tergenggam. Dan, aku telah
jatuh cinta habis-habisan”.(hlm. 8)
Diantara pencariannya
itu, Gio bertemu dengan seseorang misterius yang pernah ia temui beberapa waktu
silam. Orang itu seakan tahu dimana Diva dan mengatakan banyak hal aneh tentang
batu dan pencarian.
“Ada banyak hal yang tidak tertangkap oleh
mata kita. Bukan karena mereka tidak ada. Melainkan, kemampuan kitalah yang
terbatas untuk melihatnya.”(hlm. 13)
Seperti
buku-buku sebelumnya, satu buku mewakilkan satu tokoh yang hidupnya dijabarkan
secara detail. Kali ini tentang seorang yang begitu menawan hati, Alfa. Sejak kecil
Alfa telah menunjukkan keistimewaannya. Tak salah jika orangtuanya memberi nama
Thomas Alfa Edison dan dikenal dengan panggilan Ichon. Ah ya, saya sangat suka
penamaan tokoh-tokoh ini. Saudara-saudara Alfa bernama Abert Einstein dan Sir
Isaac Newton.
Hidup penggemar
serial Kho Ping Hoo ini berubah drastis semenjak upacara pemanggilan roh tepat
sehari setelah ulang tahunnya. Tiba-tiba dukun-dukun berdatangan kerumah mereka
ingin menjadikan Ichon sebagai muridnya. Sementara Ayahnya yang berharap besar terhadap
Ichon harus segera mengambil keputusan hiijrah ke Jakarta walau dengan biaya
yang pas-pasan.
Tidak lama
berada di Jakarta, Ichon harus bertaruh dengan hidupnya lagi di Amerika
Serikat. Sebagai imigran gelap yang tiap hari berjudi nyawa, Ichon berusaha
keluar dari kubangan lumpur hidup kumuh di Amerika sana. Ichon akhirnya lulus disalah satu kampus Ivy League. Disana, Ichon diperkenalkan
cara memperoleh banyak uang melalui Wall Street hingga akhirnya sukses besar.
“So stand out from the crowd when you have a
chance. Grab their attention, right then and there. They look for a man of
action. So, show them that.” (hlm. 188)
Namun, Alfa
mengalami insomnia akut. Tidur baginya adalah bertarung dengan nyawa. Akhirnya
Alfa bertemu perempuan cantik yang membuatnya tertidur dan hampir mati. Setelah
itu, Alfa pun mulai mempelajari mimpi-mimpinya disebuah pusat kajian mimpi dan
mengantarkannya ke Tibet.
Kali ini, saya
benar-benar jatuh cinta pada tokoh ciptaan Dee. Saya selalu suka pada musisi
seperti Alfa, sang gitaris handal pecinta Fender. Saya juga seorang insomnia
akut yang suka mencuri waktu 15 menit untuk tidur. Buku ini membawa saya
terlalu larut dalam perjalanan emosi Alfa yang terus mencari tahu tentang
dirinya.
Meski sama
dengan pola sebelumnya, setiap serial membuat kita tidak bosan menunggu edisi
berikutnya. Gelombang seperti membuka tabir besar akhir dari serial ini. Tiap
buku sebenarnya punya cerita yang bisa berdiri sendiri namun akan sulit
memahami jika tidak membacanya dari awal, apalagi di Gelombang ini memunculkan dua
tokoh penting dari Supernova sebelumnya.
Buku-buku Dewi
Lestari selalu sarat pengetahuan. Penuh dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar
dalam kehidupan layaknya filsuf. Gelombang menceritakan tentang adat dan
kosmologi Batak yang menarik. Ada juga tentang penjelajahan mimpi, lucid dream
dan sedikit mengenai kebudayaan Tibet. Saya kira, Dee melakukan riset yang
panjang sebelum menulis bukunya. Jadi, bila ada yang tidak suka dengan
ceritanya, setidaknya kita masih bisa menikmati selipan-selipan pengetahuan
didalamnya. Itulah kenapa Dee juga merupakan salah satu penulis science –fiction yang sukses. Dia juga Dewi
Cupid yang hebat. Hehe.
“I’m the eye in the sky..looking at you.. I
can read your mind.” (hlm. 465)
ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 komentar:
Posting Komentar