Revolusi dan Aksi
Kalian, burung di udara, terbang ke rumah kami, sampaikan
pada adik, ibu, dan perawan berkulit putih bahwa kami semua gugur dalam
ghazavat. Katakan pada mereka, tubuh kami tidak akan tergeletak di dalam
kuburan, tetapi serigala yang kelaparan akan memakan dan mengunyah tulang kami,
dan burung gagak hitam akan mematuki mata kami. (Lagu bangsa Chechnya)
Tersebutlah
Haji Murad, pejuang bangsa Chechnya yang di elu-elukan sepanjang masa. Leo
Tolstoy, sastrawan Rusia mengabadikannya dalam sebuah novel. Semasa penugasan
Tolstoy di Perang Kaukasus, dia mendengar kesohoran Murad dan mencari
kisah-kisah tentangnya. Bahkan Tolstoy
yang seorang anarkis Kristen pun tergugah menuliskan pejuang muslim yang
terkenal gigih ini. Haji Murad dipandang sebagai pahlawan yang memperjuangkan
kebebasan dan kemerdekaan bangsa Chechnya.
Haji
Murad sempat membelot ke Rusia, namun hal itu dikarenakan Shamil, pemimpin
Chechnya, menahan keluarga dan mengancam Murad. Dalam beberapa adegan di novel,
sang pahlawan bahkan di bangga-banggakan oleh lawannya sendiri. Namun hal itu
tidak menghapus kesucian nama Hadji Murad, maka dibangunlah monumen atas
namanya di kota Shaki Zhaqatal, Rusia.
Lain
lagi dengan pahlawan yang kebesarannya tak di ragukan di dunia Islam, seperti Husain bin Ali. Pahlawan yang dikenang karena
memperjuangkan agamanya melawan Yazid bin Muawiyah. Husain, cucu Nabi Muhammad,
memberontak karena merasa bahwa agamanya tidak lagi dijalankan semestinya.
Dalam kehausan ia berperang melawan pasukan dari Kota Kufah dan syahid di tanah
Karbala disaksikan keluarganya. Hingga kini, kematiannya selalu diperingati
sebagai hari berduka setiap tahunnya, tepat tanggal 10 Muharram atau 2 November
2014 lalu.
Di
Indonesia pun banyak pahlawan tak kalah gigihnya memperjuangkan kemerdekaan
bangsa. Sebut saja Pangeran Diponegoro, raja Mataram di Jogjakarta, berperang
melawan Belanda sekita tahun 1800-an. Beliau sempat di asingkan di Benteng
Rotterdam Makassar hingga akhir hayat. Sosoknya diabadikan di mata uang kertas
Indonesia dan naskah klasik tentang hidupnya di beri penghargaan sebagai
Warisan Ingatan Dunia.
Ada
pula Sultan Hasanuddin, Raja Gowa ke-16, yang melawan kolonial Belanda ( VOC)
sejak tahun 1660. Belanda kemudian menang dan menguasai Benteng Somba Opu,
pertahanan terakhir kerajaan Gowa. Hingga akhirnya Sultan Hasanuddin wafat pada
tanggal 12 Juni 1670.
***
Mao
Ze Dong, seorang filsuf dan pahlawan pendiri negara Tiongkok, sempat
berkata,”kalian datang mengambil pelajaran pada kami, padahal revolusi Husain
yang memiliki pelajaran penuh nilai ada pada kalian”. Revolusi muncul karena
perlawanan terhadapan kemapanan. Setiap revolusi akan akan selalu muncul sosok
pahlawan dan seharusnya kita juga mampu memetik pelajaran yang berbeda-beda di
tiap sosok. Katakanlah Revolusi Bolshevik
di Rusia yang kemudian di pelajari dan diaplikasikan kembali di Perang Saudara
Tiongkok.
Dalam
konteks kekinian, pahlawan bukan lagi tentang pemimpin yang berperang secara
fisik melawan penjajah bangsa. Memasuki zaman dengan tantangan yang semakin
kompleks, masyarakat Indonesia membutuhkan
pahlawan yang berjuang melawan teror-teror seperti teror korupsi, teror politik
kotor, mafia migas dan masalah kebangsaan lainnya. Dekadensi moral membuat
lunturnya semangat kepahlawanan bangsa. Akan ada orang-orang yang tidak tinggal
diam melihat bibit-bibit pahlawan di Indonesia. Contohnya Munir yang tewas di
pesawat karena aksi HAM-nya yang di anggap mengganggu stabilitas pemerintahan.
Setelah 10 tahun, barulah Hendropriyono, mantan kepala BIN, mengakui
keterlibatannya dalam pembunuhan Munir pada bulan Oktober lalu. Lalu ada Wiji
Tukul yang aktif menyuarakan protesnya terhadap ketidakadilan pemerintah masih
berstatus hilang sejak tahun 1998.
Semangat
kepahlawanan mesti terus dinafaskan untuk kemajuan bangsa. Selalu ada cara
untuk menyuarakan kepahlawanan. Tidak mesti harus mendapatkan gelar pahlawan
nasional atau tanda kehormatan dan tidak harus mengorbankan nyawa. Namun
belajar dari semangat kepahlawanan terdahulu yang wajib ada. Bisa jadi turunnya
kualitas kepahlawanan karena orang-orang masa kini haus publikasi, merasa bahwa
seharusnya ada media yang mencaploknya sebagai pahlawan. Persepsi mengenai
kepahlawanan perlu dikaji lebih baik.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti pahlawan adalah orang yang menonjol karena
keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau pejuang yang gagah
berani. Mari kita tengok tentang
orang-orang yang mengorbankan hidupnya demi orang lain. Seperti misalnya Gerakan
Berbagi Nasi yang bertujuan mulia mengembangkan semangat berbagi melalui
sebungkus nasi di Indonesia. Gerakan ini sudah menyebar ke seluruh pelosok
Indonesia, termasuk di Makassar. Lain lagi dengan teman-teman pemerhati kampung
Savana, Makassar. Mereka melakukan pendampingan warga namun fokus pada gerakan
edukasi, seperti mengajar anak-anak di kampung itu. Ada juga pendampingan warga
di Pandang Raya, yang tanahnya di rebut oleh penguasa semena-mena. Komunitas
Street Child Makassar juga hadir dalam membantu permasalahan edukasi bagi
anak-anak kecil di jalanan. Semoga gerakan-gerakan sosial seperti ini tidak
akan mati di bunuh peradaban yang katanya “maju”.
Aksi
pahlawan pun tidak mesti dilakukan banyak orang. Bahkan hal-hal kecil sekadar
menebarkan info kebaikan pun bisa dibilang pahlawan, bercermin pada definisi
pahlawan di atas. Seperti kata Maya Angelou,”I think a hero is any person really intent on making this a better
place for all people.”
Mari
memaknai hari pahlawan dengan refleksi diri sendiri. Pada dasarnya seseorang
bertindak sebagai pahlawan itu berasaskan cinta. Cinta hadir dalam setiap diri
manusia. Setiap orang memiliki potensi kepahlawanan, tinggal bagaimana kita
mengaktualisasikannya. Apa aksimu hari ini?
Pernah di muat di Koran Tempo Edisi Jumat, 21 November 2014 kolom Literasi
Pernah di muat di Koran Tempo Edisi Jumat, 21 November 2014 kolom Literasi
ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 komentar:
Posting Komentar