Dear W-
Sudah berapa abad kau meringkuk di pundakmu?
Mencoba mengukur-ukur lembar keringatmu
Melupakan prolog hidup yang lahir dari keringat Ibu tatkala melahirkanmu
Ibumu tidak pernah memberi penggaris melainkan mengajarkan kelapangan gurat-gurat garis tangan yang kasar
Pundakmu, tempat beberapa kepala yang tak sadar bersandar
Tak tahu diri. Tapi kau tak peduli.
Keteduhan bagi yang papa oleh mimpi
Sampai kau menaruh beban di bibir
Kau bilang, tak ada yang betul-betul kau inginkan di dunia ini
hari ini nulis lagi yaaaaa
BalasHapus-ikavuje
Haaaa baru cek komentar, mbaa. Tengkyuuuu :')
Hapus